Friday, October 9, 2020

Resensi Buku Novel "Tapak Jejak" Karya Fiersa Besari

 Judul Buku               : Tapak Jejak 

Penulis Buku            : Fiersa Besari

Penerbit                    : Mediakita

Tebal Buku               : 312 halaman, 13x19 cm

Penyunting               : Juliagar R. N

Penyunting akhir     : Fenisa Zahra

Pendesain Sampul   : Widuri Dwi Astuti

Penata Letak             : @agoytama

Foto                             : Fiersa Besari   

ISBN                           : 978-979-794-586-2

 

Buku ini ditulis oleh seorang pemusik dan juga penulis yang bernama Fiersa Besari atau kerap disapa Bung oleh teman dekatnya. Buku Tapak Jejak ini ditulis untuk mengakhiri petualangan Arah Langkah dan juga buku ini merupakan buku keenam yang ditulis olehnya. Buku ini resmi dirilis pada 17 Agustus 2019 lalu.

 

Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama itu menceritakan tentang keluarga Bung dan masa lalu Bung  yang ada di sub bab Kepingan Ingatan dimulai dari Bung dan Satriya Besari hadir di dunia, Bapak dan Ibu kandung Bung berpisah, sampai Om Toy datang kepada Ibu Bung dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dan kemudian menikah. Hingga kata-kata dari Ibu Bung kepada Bung yang meyakinkan tentang keraguan Bung. “Aa. Dengan kehadiran Om Toy, atau adik kamu kelak, perasaan sayang Ibu buat kamu enggak akan pernah berkurang. Sampai hari terakhir Ibu hidup di bumi ini, enggak akan pernah berkurang”. (Halaman 52)

Bagian kedua itu menceritakan tentang keputusan Bung untuk menjelajah, melakukan perjalanan ke daerah Indonesia bagian timur tetapi bukan tanpa maksud dan tujuan. Maksud Bung melakukan perjalanan ini adalah untuk cara melarikan diri dari kenyataan ketika hati sedang terluka.

 

Buku  Tapak Jejak ini merupakan sebuah kisah petualangan yang dilakukan oleh Bung untuk menjelajahi daerah-daerah Indonesia khususnya bagian timur. Banyak tempat-tempat yang dikunjungi oleh Bung dan juga banyak sahabat baru yang ditemui olehnya. Seperti pada saat Bung singgah ke Ternate bersama dengan Swarandee dengan tujuan untuk upacara bendera di Gunung Gamalama pada tanggal 16 Agustus, Bung bertemu dengan Ino, Luckas, dan teman-teman Mapala Justicia Omnibus lainnya. Kemudian saat Bung mengunjungi Sorong, Bung bertemu dengan Sakti, Syahrul yang merupakan kakak ipar Sakti, Ina seseorang yang merupakan suaminya Syahrul, dan juga Bung bertemu dengan Syahrina yang merupakan buah hati dari Syahrul dan Ina. Bung bertolak ke Sorong awalnya tanpa tujuan. Tetapi setelah berbincang sedikit dengan Sakti, akhirnya Sakti dan Bung sepakat untuk pergi ke Pulai Waisai Raja Ampat. Dan masih banyak tempat dan sahabat yang ditemui oleh Bung. Pada saat berada di Raja Ampat, Bung melakukan nazarnya yaitu dengan mencukur rambutnya dari yang tadinya gondrong menjadi gundul.

 

Setelah banyak menjelajahi daerah timur, seperti Ternate, Sorong, Manokwari, dan juga perbatasan Indonesia. Bung merasa tidak percaya bisa sejauh ini melangkah meninggalkan rumah dan bersahabat dengan orang-orang yang belum pernah dikenal sebelumnya tanpa mengenal agama, suku, bahkan ras. Wawasan bertambah luas. Namun disaat yang sama, rasa rindu datang begitu saja dan bertambah besar, ibu bagaimana kabarmu?

 

Aku pernah kehilangan makna “rumah”. Sekarang, aku tahu bahwa rumah adalah tempat kita menaruh hati. Untuk pulang, ikuti hati. Ia takkan membawa kita ke tempat yang salah. Dan dalam setiap kepergianku, hatiku selalu kutinggalkan di sebelah Ibu. Agar beliau tahu, bibir anaknya pergi untuk pulang pada punggung tangannya. (halaman 301)

 

Kisah petualangan Bung ke bagian timur Indonesia yang ditulis dalam buku ini sangat menarik, dapat membawa pembaca merasakan apa yang di rasakan oleh penulis, dapat membangkitkan semangat orang-orang yang suka pergi berkelana jauh dari rumah ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya dan juga menekankan pembaca bahwa Indonesia itu merupakan Negara dengan pemandangan alam yang indah. Ditambah dengan bahasa yang mudah dipahami dan dokumentasi foto di tiap bab-babnya yang membuat kisah dari setiap perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain itu semakin menarik untuk dibaca dan juga di setiap bab-babnya itu diberi judul yang berupa kata dan juga arti dari kata tersebut sehingga dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan dalam berbahasa. Seperti :


-RESISTAN-

(a) sifat suatu inang yang mampu mengurangi, menahan, ataupun mengatasi perkembangan penyakit yang menyerangnya

-JANABIJANA-

(a) tanah kelahiran

-DERANA-

(a) tahan dan tabah menderita sesuatu (tidak lekas patah hati, putus asa, dan sebagainya)